Ada sebuah legenda atau munkin juga mitos dikalangan masyarakat bulungan, khususnya para tetua dulu, ada yang berkisah sebelum Bung Karno hendak di asingkan ke Ende, Kolonial Belanda mau menempatkan almarhum di Bulungan, namun urung dilakukan karena ada sesuatu dan lain hal, konon ketidak cocokan penguasa Bulungan dengan Bung karno merupakan salah satu sebabnya.
Sudah lama sekali kisah seperti ini aku dengar, memang agak sulit menemukan sumber aslinya, dan hal ini sejujurnya masih perlu di selidiki lebih lanjut, kisah rencana pengasingan Bung Karno ke Bulungan memang menarik, karena batasan antara fakta dan mitos cukup kental
Namun satu hal yang pasti, jika kita menelusuri sikap Bung Karno, khususnya setelah penyerahan kedaulatan Bulungan ke pangkuan RI, saat itu dikisahkan Bung Hatta sempat mengunjungi Tarakan dan serta Nunukan, tapi beliau ternyata justru tidak di utus ke istana Sultan yang berkedudukan di Tanjung Palas, padahal jaraknya tidaklah terlalu jauh, kisah kunjungan Bung Hatta sendiri terjadi sekitar tahun 1949-1950, barulah kemudian utusan resmi RI mengunjungi tanjung palas di wakili Madju Urang yang waktu itu menjabat sebagai wakil pemerintah untuk kalimantan Timur.
Bukan bermaksud memulai teori konspirasi, tapi mungkin tak ada salahnya jika kita bertanya-tanya, apakah Bung Karno memiliki memory pribadi tentang Bulungan? apakah penolakan tersebut memiliki arti sendiri di mata Bung Karno? benarkah pemerintah belanda memiliki salinan dokumen tentang rencana pengasingan di Bulungan? dan apakah Bung karno tau tentang peristiwa jatuhnya istana Bulungan?. apapun itu, mitos atau legenda mengenai Bung karno memang tak banyak yang mengetahui, walaupun memory kolektif masyarakat Bulungan sampai hari ini masih mencatatnya dalam ingatan mereka, walaupun si empunya cerita mungkin satu persatu sudah tidak ada lagi di dunia ini. (zee)