blog ini dibuat, sebagai media menggali nilai-nilai sejarah dan budaya Bulungan...
Entri Populer
-
Sejarah terbentuknya sebuah Masyarakat di Kalimantan timur, Khususnya Bulungan tidak lepas dari cerita Legenda asal-usul keberadaan mereka. ...
-
Ada sebuah pepatah yang pernah penulis kenal, “sejarah tidak selalu memihak pada subjeknya”, begitulah yang bisa kita gambarkan mengenai sos...
-
Diantara upacara siklus hidup, upacara perkawinanlah yang paling menjadi ciri khas yang menjadi masterpiece atau maha karya yang membedakan ...
-
Seni tari dalam kehidupan masyarakat kesultanan tempo dulu, setidaknya ada dua yaitu tari kraton dan tari rakyat. salah satu kreasi penting ...
-
(Sepasang Naga yang dimanifestasikan dalam bentuk ukiran tradisional Tidung) Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah situs mengenai Na...
-
(Sultan Kaharuddin II, berkuasa antara 1875 hingga 1889) Dalam keadaan berkabung, Dewan Kesultanan akhirnya mengangkat cucu Sultan Khalifatu...
-
(Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin, Kepala Istimewa Daerah Bulungan yang pertama sekaligus yang terakhir) Bicara tentang sejarah lawas m...
-
(Museum Kesultanan Bulungan) Bicara tentang Bulungan, menurut saya tentunya juga tidak lepas dengan sejarah dan budayanya. ngomong-ngomong s...
-
Seni tari telah menjadi bagian penting dalam budaya Bulungan, bahkan dapat dikatakan seni tari merupakan seni yang paling banyak mengekspres...
-
Mungkin pembaca agak sedikit mengernyitkan dahi begitu mendengar kata Warmond, ya warmond memang terdengar asing bagi masyarakat Kaltim, nam...
Senin, 02 Agustus 2010
Bemance’, seni beladiri tradisional dari Bulungan.
Orang Bulungan memiliki khazanah budaya yang sangat kaya, diantaranya adalah seni budaya masyarakat yang disebut “Bemance” atau Bemancek, semacam seni bela diri atau olah raga asal Bulungan. Bemance’ sendiri justru penulis kenal dari buku yang berjudul “Permainan Tradisional Anak-Anak Kalimantan Timur”, koleksi Perpustakaan Daerah kal-sel saat penulis masih bersetatus mahasiswa di kota Banjarmasin. Sayangnya, karena suatu hal penulis tidak sempat membuat salinannya. Saya akan menulis apa saja yang saya ingat dari buku tersebut.
Bemance’ atau Mance’ dalam kamus yang ditulis oleh Datu Buyung Perkasa, bermakna “Tari Silat”, Bemance sendiri dikategorikan sebagai seni bela diri dan olah raga khas Bulungan. Dimasa lalu Bemance’ sangat digemari oleh anak-anak muda, khususnya lelaki suku Bulungan.
Seni beladiri ini diperkirakan telah lama berkembang di Bulungan, puncaknya pada abad ke-19. Dimasa Ali Kahar yang bergelar Sultan Kaharuddin II (1875-1889), Bemance’ mulai dikenal luas sebagai salah satu kegiatan resmi saat pelaksaan pesta rakyat atau Birau. Konon dimasa tersebut permainan inilah yang paling disenangi oleh Sultan Bulungan.
Dari mana Bemance’ berasal, penulis tidak tahu pasti, namun dalam buku tersebut, disebutkan konon seni bela diri ini pada awalnya dikenalkan oleh orang-orang Bugis yang masih kerabat Sultan kala itu, kemudian dikembangkan hingga pada taraf tertentu menjadi seni bela diri sekaligus oleh raga khas Bulungan.
Selain Bemence’ atau Bemencak, di bulungan, pada masa lalu juga sudah dikenal beberapa jenis bela diri tradisional lainnya seperti silat Kuntau dan silat Bangkui yang masing-masing dibawa oleh orang Sumatra dan Banjar ke bulungan.
Umumnya permainan ini dilakukan oleh laki-laki, dalam pertandingan Bemance’ tersebut, ada aturan dimana dua orang yang melakukan duel harus memakai pakaian khas Bulungan, tak lupa dengan Selempai (Selempang) berwarna kuning lengkap dengan ikat kepalanya. Keduanya dibekali dengan rotan bulat atau bambu bulat yang panjangnya kurang lebih 75 cm sampai 1 m atau setinggi dari kaki hingga pinggang laki-laki dewasa Bulungan. Permainan sendiri dilakukan dalam sebuah lingkaran, diringi suara gong yang bertalu-talu, dalam permainan tersebut diperlihatkan kemampuan menyerang, bertahan dan menghindar dari masing-masing pemain. Tidak ada aturan baku, jika salah seorang pemain menyerah, maka pemainnya akan digantikan oleh pemain lainnya.
Bemance’ barulah selesai setelah Sultan Bulungan bangkit dari kursi dan meninggalkan arena permainan. Saat ini Bemance’ sudah sangat jarang terlihat, bahkan khususnya pada even resmi seperti Birau, tentunya hal itu sungguh disayangkan.
Sebagai tulisan rintisan tentang Bemance’, penulis berharap para pembaca, khususnya para budayawan dan sejarawan Bulungan serta praktisi dalam seni bela diri Bemance’ dapat berbagi informasi pada penulis agar tulisan ini dapat penulis disempurnakan.
Sumber:
Buku Permainan Tradisional Anak-Anak Kalimantan Timur.
Perkasa, Dt. Buyung, 2005. “Selayang Pandang Mengenal Kamus Bahasa Bulungan”. (AL IKHWAL BULUNGAN, Bulungan.
Foto:
Tropen Museum Wikipedia.
http://pariwaramediakreatif.wordpress.com/2010/03/01/pencak-silat/
http://www.pencaksilat.co.uk/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
salam...
BalasHapussaya anak bulungan tapu sudah lama lahir d malaysia...
bagus blog nya...dpat la saya mengenal sejarah bangsa saya...
terima kasih...