Entri Populer

Senin, 02 Agustus 2010

Bemance’, seni beladiri tradisional dari Bulungan.


Orang Bulungan memiliki khazanah budaya yang sangat kaya, diantaranya adalah seni budaya masyarakat yang disebut “Bemance” atau Bemancek, semacam seni bela diri atau olah raga asal Bulungan. Bemance’ sendiri justru penulis kenal dari buku yang berjudul “Permainan Tradisional Anak-Anak Kalimantan Timur”, koleksi Perpustakaan Daerah kal-sel saat penulis masih bersetatus mahasiswa di kota Banjarmasin. Sayangnya, karena suatu hal penulis tidak sempat membuat salinannya. Saya akan menulis apa saja yang saya ingat dari buku tersebut.

Bemance’ atau Mance’ dalam kamus yang ditulis oleh Datu Buyung Perkasa, bermakna “Tari Silat”, Bemance sendiri dikategorikan sebagai seni bela diri dan olah raga khas Bulungan. Dimasa lalu Bemance’ sangat digemari oleh anak-anak muda, khususnya lelaki suku Bulungan.

Seni beladiri ini diperkirakan telah lama berkembang di Bulungan, puncaknya pada abad ke-19. Dimasa Ali Kahar yang bergelar Sultan Kaharuddin II (1875-1889), Bemance’ mulai dikenal luas sebagai salah satu kegiatan resmi saat pelaksaan pesta rakyat atau Birau. Konon dimasa tersebut permainan inilah yang paling disenangi oleh Sultan Bulungan.

Dari mana Bemance’ berasal, penulis tidak tahu pasti, namun dalam buku tersebut, disebutkan konon seni bela diri ini pada awalnya dikenalkan oleh orang-orang Bugis yang masih kerabat Sultan kala itu, kemudian dikembangkan hingga pada taraf tertentu menjadi seni bela diri sekaligus oleh raga khas Bulungan.

Selain Bemence’ atau Bemencak, di bulungan, pada masa lalu juga sudah dikenal beberapa jenis bela diri tradisional lainnya seperti silat Kuntau dan silat Bangkui yang masing-masing dibawa oleh orang Sumatra dan Banjar ke bulungan.

Umumnya permainan ini dilakukan oleh laki-laki, dalam pertandingan Bemance’ tersebut, ada aturan dimana dua orang yang melakukan duel harus memakai pakaian khas Bulungan, tak lupa dengan Selempai (Selempang) berwarna kuning lengkap dengan ikat kepalanya. Keduanya dibekali dengan rotan bulat atau bambu bulat yang panjangnya kurang lebih 75 cm sampai 1 m atau setinggi dari kaki hingga pinggang laki-laki dewasa Bulungan. Permainan sendiri dilakukan dalam sebuah lingkaran, diringi suara gong yang bertalu-talu, dalam permainan tersebut diperlihatkan kemampuan menyerang, bertahan dan menghindar dari masing-masing pemain. Tidak ada aturan baku, jika salah seorang pemain menyerah, maka pemainnya akan digantikan oleh pemain lainnya.

Bemance’ barulah selesai setelah Sultan Bulungan bangkit dari kursi dan meninggalkan arena permainan. Saat ini Bemance’ sudah sangat jarang terlihat, bahkan khususnya pada even resmi seperti Birau, tentunya hal itu sungguh disayangkan.

Sebagai tulisan rintisan tentang Bemance’, penulis berharap para pembaca, khususnya para budayawan dan sejarawan Bulungan serta praktisi dalam seni bela diri Bemance’ dapat berbagi informasi pada penulis agar tulisan ini dapat penulis disempurnakan.

Sumber:
Buku Permainan Tradisional Anak-Anak Kalimantan Timur.

Perkasa, Dt. Buyung, 2005. “Selayang Pandang Mengenal Kamus Bahasa Bulungan”. (AL IKHWAL BULUNGAN, Bulungan.

Foto:
Tropen Museum Wikipedia.
http://pariwaramediakreatif.wordpress.com/2010/03/01/pencak-silat/
http://www.pencaksilat.co.uk/

1 komentar:

  1. salam...
    saya anak bulungan tapu sudah lama lahir d malaysia...
    bagus blog nya...dpat la saya mengenal sejarah bangsa saya...
    terima kasih...

    BalasHapus